Programer Tunanetra yang Mampu Bekerja dengan Keterbatasan Fisiknya

Puskomedia.id– Keterbatasan fisik yang dimiliki oleh seseorang bukanlah suatu penghalang dalam memilih jalan hidup termasuk soal profesi. Keterbatasan fisik berupa tidak dapat melihat pun bukan menjadi masalah untuk menjadi seorang programer.

Mungkin, sebagian dari anda bertanya- tanya. Bagaimana cara programer tunanetra bekerja ? bukankan seorang programer harus memperhatikan setiap kode yang tertera di monitor komputer ?.

Baca juga : Jenis dan Pengertian Teknologi Web

Seorang tunanetra yang bekerja sebagai seorang programer tersebut sebenarnya masih mampu untuk merasakan adanya cahaya, namun kemampuan tersebut hanya cukup sampai disana dan tidak dapat membantu programer tunanetra dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Tugas yang diberikan perusahaan untuk programer pun sama yaitu terlibat dalam pembuatan software tanpa melihat kekurangan fisik yang dimiliki oleh programer itu sendiri.

Dan bagi anda yang baru pertama kali melihatnya, akan menjadi suatu hal yang aneh apabila anda melihat seorang programer yang bekerja tanpa menggunakan mouse atau monitor.

Komputer yang digunakan oleh programer tunanetra

Komputer yang digunakan oleh programer tunanetra pun merupakan komputer yang super normal yang menjalankan sistem operasi seperti windows. Namun terdapat software khusus yang terpasang dalam dalam komputer tersebut.

Software tersebut dinamakan dengan screen reader yang berfungsi untuk membaca sesuatu yang terdapat pada layar dan memberitahkan kepada pengguna melalui layar barille atau suara.

Sehingga dalam kasus ini, mouse dan layar monitor pun tidak  digunakan namun programer tunanetra lebih sering menggunakan keyboard.

Sedangkan dalam hal pembacaan sebuah halaman web dan dokumen dengan beberapa format lainnya maka suara braille pun akan membacakan informasi dalam dokumen tersebut kedalam beberapa bagian. Bagian umum yang dibacakan biasanya terdiri dari sebuah kata atau beberapa baris kata, baik itu berupa karakter atau teks.

Suara braille yang dihasilkan pun tidak memberikan gambaran  yang akurat mengenai tampilan winddow. Informasi yang diberitahukan pun dilakukan secara linear. Ketika pembaca menyalin konten dari halaman web dan ditempelkan pada aplikasi notepad, maka pengguna pun akan merasakannya, sehingga seolah- olah melihat apa yang terjadi pada komputer.

Salah satu programer tunanetra pun lebih memilih untuk bekerja dengan menggunakan command line dibanding dengan menggunakan aplikasi grafis selain editor atau web browser. Dengan menggunakan command line pun, maka penggunaan mouse pun tidak begitu pentting.

Tunanetra yang bekerja sebagai programer tersebut bernama Tuuka Ojala sebagai seorang software developer di perusahaan Vincit di sebuah kota di Finlandia.

Baca juga : Teknik Hacking yang Paling Berbahaya dan Sering digunakan

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.