Mengukur Kinerja Startup Paling Manusiawi untuk U-25

Sebelumnya saya telah menulis tips membangun startup untuk mahasiswa dan U-18 dengan bahasa semanusiawi mungkin. Tulisan saya mengukur kinerja startup kali ini juga akan saya susun semanusiawi dan seoperasional mungkin, agar kamu dapat mengikuti bait demi baik dengan pemahaman yang baik. Jadi, tetaplah lanjutkan membaca hingga akhir.

Mengukur kinerja startup merupakan pekerjaan paling penting bagi seorang founder, apalagi bagi CEO, Leader dan si empunya startup. Hal ini jadi penting karena hasil dari pengukuran tersebut akan membantu kamu membuat kebijakan-kebijakan di internal tim dan arah ‘pergerakan’ startup-mu. Jangan sampai startup yang kamu bangun susah-susah berjalan gontai tanpa arah yang pasti dan terukur.

Baca juga : Pemasaran Produk Lewat Komunitas Sangat Cocok Untuk Startup

Bahasa gampangnya gini. Kalau kamu tidak tahu seberapa kuat motormu, jangan sekali-kali nanjak ke gunung dengan tingkat kemiringan lebih dari 90 derajat. Kalau di terapkan, misalnya; kalau kamu belum tahu ukuran kemampuan developermu, jangan sekali-kali berani terima orderan di atas 100 juta.

Contoh lain, kalau kamu belum tahu seberapa lancar pendapatan bulanan startup mu, jangan sekali-kali nyoba cari investor. Apa jadinya kalau kamu terlalu berambisi dan terlalu nekad. Percayalah, kamu akan tersiksa sendiri. Bahkan startup yang kamu bangun bisa ambruk dengan sendirinya. Kalau sudah terlanjur, cepat-cepat cari solusi dan instruktur buat bantu kamu.

Mengukur kinerja startup yang kamu bangun bisa dilakukan dengan banyak hal. Diluar sana ada banyak artikel dari para ekspert yang membahas bagaimana cara mengukur kinerja startup. Misalnya, key metrics untuk mengukur kinerja startup secara global, KPI (Key Performance Indicator) lebih memiliki indikator yang lebih spesifik, dan lain sebagainya. Namun, saya rasa untuk kamu yang masih ingin mengeksplorasi, tips-tips tersebut masih terlalu susah untuk kamu terapkan saat ini.

Penting bagi seorang pemimpin startup dapat menilai kinerja timnya. Tapi perlu diingat, ada masanya kamu harus mengendurkan standar kinerja dan menguatkan standar kinerja. Misalnya; tim kamu masih muda-muda semua, masih ingin mengeksplorasi banyak hal, jangan paksakan mereka untuk tunduk 100% pada aturan yang sudah kamu buat. Kalau tetap memaksakan, pasti tim kamu akan lari satu persatu. Kalau pun bertahan, mereka tidak punya pilihan lain untuk lari kemana.

Kamu juga perlu ingat, bahwa kamu juga manusia, bukan robot. Kamu juga harus mengendurkan aturan untuk dirimu sendiri. Jika mulai lelah istirahatlah, curhatlah, mengeluhlah dengan sewajarnya. Disinilah letak seorang sahabat dalam sebuah startup bagi seorang founder. Seperti yang sudah saya bahas pada artikel sebelumnya. Carilah satu sahabat untuk membangun startup sejak dini. Tapi ingat, jangan sampai kamu mengeluh di depan timmu, apalagi yang masih labil. Cukup pada sahabatmu saja, walaupun dia tak bisa membantu menyelesaikan masalahmu, minimal dia tidak akan membocorkannya pada siapa pun.

Ok, setelah kamu tahu pentingnya mengukur kinerja startup-mu dan pentingnya menerapkan instrumen alat ukur pada waktu yang tepat atau “timing yang paling pas”. Barikut saya jabarkan cara mengukur kinerja startup untuk kamu yang masih muda dan paling manusiawi.

PS: Relevansi alat ukur paling baik untuk startup jenis Laboratorium Digital, dan anggapan bahwa kamu membangun startup bersama kawan-kawanmu.

Oh ya lupa, sebelumnya perlu kamu pahami bahwa dalam perusahaan minimal ada 3 aktifitas utama yang harus terus kamu pantau, yaitu: (1) ada order, (2) digarap (oleh tim) dan (3) ada hasil (revenue), serta diulang terus menerus dalam keseharian (istiqomah, konsisten, revenue lancar jaya). 😀

Mengukur tingkat emosi tim

Kamu tahu, dimana letak kesenangan membangun startup? Yups, kamu bisa berkolaborasi, bercengkrama, dan membully sesuka hati bersama tim-mu untuk memecahkan masalah demi masalah. Oleh sebab itu, wahai kamu founder dan para leader muda, belajarlah memahami mereka sebagai manusia. Kalau perlu belajarlah tentang ilmu psikologi. Kalau dalam ilmu pendidikan, untuk memahami emosi dan perilaku seseorang bahkan tim/ massa.

Mengukur tingkat emosi tim bisa dilakukan dengan cara;

  1. Perhatikan satu persatu tim-mu saat mendapat masalah dalam pekerjaan;
  2. Perhatikan cara mereka menyelesaikan masalah;
  3. Perhatikan cara mereka berinteraksi dengan sesama spesies dalam tim;
  4. Perhatikan ritme pekerjaan mereka di berbagai situas, yang paling mudah buat startup-mu dalam kondisi keuangan paling buruk. Tapi jangan lupa, kamu sudah punya manuver untuk mengendalikannya.
  5. Ajari mereka cara mengatur emosi saat bekerja.
  6. Perhatikan, perhatikan, perhatikan mereka.

Yang menjadi poin penting, ‘asuhlah’ mereka dengan hati dan cinta. Mereka adalah aset masa depan startup-mu yang paling besar nilainya. Tak sebanding dengan nilai ratusan, miliaran, dan triliunan dollar. Jika kamu tak bisa menjaga mereka, ada dua kemungkinan. Mereka yang berhianat atau kamu yang berhianat.

Disinilah kesenangan membangun startup dari nol. Membangun startup bukan sekedar bisnis biasa, tapi membangun startup adalah bekerja dengan senang hati dan ridho dengan pekerjaan. Kalau tim-mu sudah loyal, pada waktunya kamu menerapkan KPI yang sesungguhnya, mereka akan lebih tahan banting.

Mengukur kemampuan teknis tim

Mengukur kemampuan atau skill tim adalah salah satu kunci penting dalam sebuah startup. Karena akan menentukan bagaimana standar operasional perusahaan diterapkan, yang tak kalah penting bagaimana cara kamu menerima project. Cara mudah mengukurnya;

  1. Buat list tren teknologi saat ini;
  2. Kelompokkan jenis teknologi ke dalam beberapa kategori;
  3. Bebankan masing-masing kategori ke masing-masing pos divisi yang paling relevan;
  4. Buat rincian indikator kemampuan teknis yang perlu dikuasai oleh masing-masing divisi;
  5. Buat instrumen evaluasi, dan buat waktu khusus untuk menguji kemampuan tim

Halah, rumit amat om. Ya wis, gini aja. Beri mereka project kecil-kecilan. Kemudian perhatikan proses dan hasilnya dengan baik. Dengan sendirinya kamu akan memahami kemampuan teknis mereka.

Baca juga : Tips Membangun Startup Khusus Founder Kere

Mengukur aktifitas tim

Seberapa sering tim kamu beraktifitas? Apakah setiap hari ada pekerjaan? Pekerjaan yang dilakukan apakah pekerjaan rumah atau pekerjaan eksternal? Misalnya, pekerjaan rumah seperti merapihkan tampilan website perusahaanmu. Sedang pekerjaan eksternal seperti menyelesaikan project web programing dari klien.

Kamu harus bisa memisahkan kedua jenis pekerjaan tersebut dengan baik. Di awal-awal pembangunan startup, kamu akan menemukan hal ini. Karena startup-mu dituntut tampil prima di hadapan publik. Jangan sampai kamu terlalu disibukan mengerjakan pekerjaan rumah, hingga akhirnya melalaikan pekerjaan eksternal. Atau bahkan lupa mencari project, hingga akhirnya kondisi keuangan startup-mu kacau balau.

Poin pentingnya, ukur ritme aktfitas harian waktu demi waktu. Hasil pengukuran tersebut akan memberi gambaran umum seberapa baik kinerja startup-mu. Abaikan masalah angka-angka, yang terpenting pertajam instingmu dalam menilai segala sesuatunya.

Mengukur relasi

Demi masa, sesungguhnya waktu demi waktu kamu sedang mengumpulkan relasi sebanyak-banyaknya. Sangat penting menjaga hubungan baik dengan siapa pun, termasuk dengan teman-teman lamamu. Karena kamu tak pernah tahu mereka akan memiliki dampak apa pada startup-mu.

Cara mudah untuk mengukurnya, coba buat list relasi yang sudah benar-benar berinteraksi dengan startupmu. Misal, kenalan yang pernah bertanya tentang usaha barumu ini. Atau vendor penyedia ‘bahan baku’ untuk startup-mu. Ingat, relasi adalah mitra yang memiliki porsi untuk memperluas jaringan pemasaran produkmu. Berbeda dengan customer, mereka lebih spesial lagi.

Mengukur customer atau konsumen

Customer atau konsumen adalah masyarakat yang secara jelas menggunakan layanan/ produkmu. Mereka paling berhak mendapatkan pelayanan terbaik dari tim yang kamu miliki. Selain dapat dilakukan dengan cara mengukur seberapa banyak jumlah mereka, kamu juga bisa mengukur tingkat kepuasan mereka.

  1. Seberapa sering mereka berhasil mendapatkan keinginan mereka;
  2. Apakah mereka merespons e-mail dan notifikasi yang kamu kirim;
  3. Melakukan survei kecil-kecilan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen;

Mengukur tren

Mengukur dan menilai tren menjadi sangat penting. Karena sangat menentukan kearah mana startup-mu akan melesat. Kamu perlu memperluas wawasan dan mempertajam insting bisnismu. Cara yang bisa kamu lakukan sekarang, rajin-rajinlah membaca tren bisnis dari surat kabar, membaca artikel-artikel teknologi terbaru, membaca berita geliat perekonomian gllobal dan nasional, dan lain sebagainya.

Apa akibatnya kalau kita tidak bisa menilai tren? Kacau, pokoknya bakal kacau balau di masa depan. Misalnya; kamu sudah menginvestasikan banyak waktu dan uang untuk melatih skill tim-mu, namun beberapa saat kemudian skill tersebut sudah tidak relevan dengan kondisi dan tren masa depan. Ingat, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat cepat dan tak kenal ampun.

Bayangkan saja, jika tahun lalu kamu masih utak-atik program di lingkungan B****berry?  Apakah tahun ini masih relevan? Ups…

Baca juga : Nurul Amanah bagi Calon Founder Startup

Mengukur dengan angka

Nah, bagian ini akan menjadi bagian terberat dalam perjalanan startup-mu. Kamu sudah mulai dituntut mampu mengukur dengan nilai yang sesungguhnya. Jangan pernah spelekan angka-angka dalam bisnis, karena sangat menentukan kebijakan-kebijakan yang akan kamu ambil. Untuk melakukan pengkuran dengan angka-angka, saya hanya memberikan sedikit gambaran.

Untuk mengukur dengan angka-angka, kamu harus belajar lebih dalam tentang KPI (Key Performance Indicator).  Sesuai namanya, KPI merupakan indikator yang ditetapkan oleh startup untuk mengukur seberapa efektif performa mereka dalam mencapai target. Selain digunakan untuk mengevaluasi milestone bisnis sebuah startup, KPI juga bisa digunakan untuk memproyeksi pertumbuhan startup di masa depan.

Bagaimanapun juga, menentukan KPI menjadi tantangan berat buatmu sebagai founder & leader. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu dipertimbangkan untuk menyusun KPI yang paling relevan dengan kondisimu:

1. Sasaran Strategis, adalah guiding star dari bisnis / startup. Dimana startup-mu memposisikan diri di masyarakat. Apa pegangan bisnismu, apakah revenue, profit, atau sosial. Kamu harus menentukan sasaran strategis yang jelas dan rinci karena sasaran inilah yang jadi landasan dari bisnismu.

2. Key Result Area, KRA menjadi ruang lingkup kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

3. Tugas-Tugas, tugas-tugas menjelaskan rincian dari KRA yang sudah kamu buat.

4. Key Performance Indicator, didefinisikan sebagai (indikator) tolak ukur pencapaian dari setiap KRA dan Tugas-tugas yang sudah disusun.

5. Bobot, bobot setiap KRA jika ditotalkan harus 100. Agar setiap tim tahu manakah tugas yang harus diprioritaskan.

6. Target, adalah biangnya KPI yang harus tercapai. Bobot dan target dikombinasikan dengan nilai realisasi akan berpengaruh pada scoring keseluruhan.

Om, lagi bahas apa sih? Jadi gini wahai anak muda, kalau kamu lagi ujian matematika, sebenernya setiap nomor yang kamu kerjakan tersebut sedang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan pemahamanmu terhadap mata pelajaran matematika. Kalau dikiaskan;

  • Sasaran strategis adalah mata pelajaran matematika;
  • Key Result Area adalah bab dalam pelajaran matematika (misal bab aritmatika cinta,);
  • Tugas-tugas adalah setiap nomor soal dalam ujian;
  • Key performace indicator adalah cara guru menilai jawabanmu;
  • Bobot adalah nillai seberapa susah soal yang kamu selesaikan;
  • Target adalah kamu harus dapet nilai 1001 biar lulus ujian matematika. 😀

Om ngwur aja ngasih contohnya, tambah nggak mudeng saya. Ok, langsung saja saya kasih contohnya.

Sasaran Strategis:

Menjadi penyedia hosting handal, web desain profesional, konsultasi dan pelatihan TIK yang mendukung bisnis “UMKM, pendidikan dan komunitas” yang handal, sustainable, siddiq, amanah, fatonah dan tabligh. #Eh

Key Result Area

Tugas-Tugas

Key Performance Indicators

Bobot

Target

Publikasi dan Relasi Menjalin kerjasama dengan media lokal Jumlah liputan event per tahun per bulan 10 4
Udate artikel di web blog perusahaan Jumlah artikel per hari per bulan 10 50
Marketing Menyertakan copywriting dalam artikel yang terbit Jumlah keterlibatan pembaca dalam kolom komentar 10 1000
Membuat iklan dengan Facebook Ads Jumlah jangkauan dan keterlibatan audiens 30 1000
Edukasi dan Branding Membuat artikel viral yang mengedukasi anak muda Indonesia agar membangun startup Jumlah ketertarikan pembaca tehadap isi artikel (komentar, like, dll) 40 3000
100

Dari KPI tersebut kamu bisa mengukur kinerja startup dengan angka-angka. Bagaimana cara menghitung KPI? Googling dong, saya aja belum nerapin sepenuhnya KPI. 😛 😀

Baca  juga : Tips Membangun Startup Untuk Mahasiswa dan U 18

Yuk, nabung semangat masa depan di startup.

Salam….

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.