Optimalisasi Kinerja Situs Web WordPress
Dalam upaya untuk meningkatkan kecepatan dan kinerja situs web WordPress, banyak pengguna memilih untuk menggunakan plugin Autoptimize. Plugin ini populer karena kemampuannya untuk mengoptimalkan dan mempercepat situs web dengan cara menggabungkan, meminify, dan mem-cache file CSS, JavaScript, dan HTML.
Namun, satu masalah yang sering muncul adalah ukuran cache yang dihasilkan oleh Autoptimize dapat menjadi sangat besar. Ini dapat terjadi ketika plugin ini menggabungkan semua file CSS dan JavaScript menjadi satu file, serta menyimpan versi yang dioptimalkan dari file tersebut dalam cache. Jika situs web Anda memiliki banyak file CSS dan JavaScript, ukuran cache yang dihasilkan dapat menjadi sangat besar, bahkan mencapai beberapa ratus kilobyte atau megabyte.
Ukuran cache yang besar dapat menyebabkan beberapa masalah. Pertama, hal ini dapat menghabiskan ruang penyimpanan pada server hosting Anda. Jika Anda memiliki batasan penyimpanan, cache yang besar dapat menghabiskan kapasitas yang berharga dan menyebabkan biaya tambahan untuk meningkatkan ruang penyimpanan.
Selain itu, cache yang besar juga dapat memperlambat proses pengunduhan dan pemrosesan cache pada sisi pengguna. Saat pengguna mengakses situs web Anda, browser harus mengunduh cache dari server hosting sebelum halaman dapat ditampilkan sepenuhnya. Jika ukuran cache terlalu besar, proses ini akan memakan waktu lebih lama, mengakibatkan pengalaman pengguna yang buruk dan meningkatkan tingkat tinggalkan pengunjung (bounce rate).
Tips Mengatur Autoptimize via Dasbor WordPress
Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk membatasi ukuran cache yang dihasilkan oleh Autoptimize agar tetap efisien dan optimal. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:
- Konfigurasi pengaturan Autoptimize:
Buka halaman pengaturan Autoptimize di dasbor WordPress Anda. Pastikan opsi “Aggregate JS-files” dan “Aggregate CSS-files” diaktifkan. Opsi ini akan menggabungkan semua file CSS dan JavaScript menjadi satu file, mengurangi jumlah file yang perlu dicache. Selain itu, pastikan opsi “Also aggregate inline JS?” dan “Also aggregate inline CSS?” tidak diaktifkan, karena ini dapat menyebabkan cache yang lebih besar. - Batasi file yang di-cache:
Pada halaman pengaturan Autoptimize, di bagian “Extra”, Anda akan menemukan daftar file CSS dan JavaScript yang di-cache oleh plugin ini. Telitilah dan identifikasi file mana yang sebenarnya dibutuhkan oleh situs web Anda dan yang mana yang tidak. Anda dapat memilih untuk tidak mencache beberapa file tersebut dengan menghapus tanda centang di samping nama file tersebut. Dengan mengurangi jumlah file yang di-cache, ukuran cache akan lebih terkendali. - Gunakan fitur “Exclude” untuk file yang tidak perlu:
Autoptimize juga menyediakan fitur “Exclude” yang memungkinkan Anda mengecualikan file CSS atau JavaScript tertentu dari proses optimasi. Jika ada file yang tidak perlu dioptimalkan, seperti file dari plugin atau tema pihak ketiga, Anda dapat menambahkannya ke daftar “Exclude” pada halaman pengaturan Autoptimize. Dengan tidak mengoptimalkan dan tidak mencache file-file ini, ukuran cache dapat lebih terkendali.
- Atur waktu kadaluwarsa cache:
Autoptimize juga memungkinkan Anda untuk mengatur waktu kadaluwarsa cache untuk file yang di-cache. Pada halaman pengaturan Autoptimize, di bagian “Cache Options”, Anda dapat menyesuaikan pengaturan waktu kadaluwarsa cache sesuai kebutuhan Anda. Mengatur waktu kadaluwarsa yang lebih pendek akan membantu mengurangi ukuran cache yang tidak relevan dan memastikan file-file yang dioptimalkan selalu diperbarui dengan versi terbaru.
Dalam mengelola ukuran cache plugin Autoptimize, perlu diingat bahwa setiap situs web memiliki kebutuhan yang berbeda. Penting untuk memantau dan menguji kinerja situs web setelah melakukan pengaturan pada plugin Autoptimize. Dengan mencoba dan menyesuaikan langkah-langkah yang disebutkan di atas, Anda dapat mencapai keseimbangan yang tepat antara pengoptimalan situs web dan ukuran cache yang efisien.
Menambahkan script untuk menghapus otomatis cache:
Dengan membuat pengaturan hapus otomatis cache, ini akan membuat hosting Anda tidak membengkak kapasitas websitenya. Caranya adalah dengan menambahkan script pada file functions.php pada themes yang digunakan.
Berikut langkah-langkah membatasi ukuran cache pada plugin Autoptimize :
- Masuk ke Panel hosting
- Masuk ke menu File Manager > public_html > wp-content > themes > [folder themes yang digunakan]. Kemudian edit file functions.php.
- Pada file functions.php, masukkan script berikut untuk pada baris bagian paling bawah. Namun jika terdapat tanda “?>” pada bagian paling akhir file functions.php, masukkan sebelum tanda tersebut.
- Masukkan Script berikut:
// Automatically clear Autoptimize cache if it goes beyond 500MB
if (class_exists(‘autoptimizeCache’)) {
$myMaxSize = 500000; # You may change this value to lower like 100000 for 100MB if you have limited server space
$statArr=autoptimizeCache::stats();
$cacheSize=round($statArr[1]/1024);if ($cacheSize>$myMaxSize){
autoptimizeCache::clearall();
header(“Refresh:0”); # Refresh the page so that autoptimize can create new cache files and it does breaks the page after clearall.
}
}Pada bagian “$myMaxSize = 500000;” silahkan disesuaikan sesuai kebutuhan. Satuan yang digunakan pada angka tersebut adalah Kilo Byte atau KB.
Ingatlah bahwa meskipun mengurangi ukuran cache dapat membantu meningkatkan kinerja situs web Anda, Anda juga perlu mempertimbangkan faktor lain seperti optimasi gambar, penggunaan CDN (Content Delivery Network), dan optimasi server. Semua langkah ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan situs web yang cepat dan responsif.
Dalam kesimpulannya, membatasi ukuran cache plugin Autoptimize adalah langkah penting dalam menjaga kinerja situs web WordPress Anda tetap optimal. Dengan mengoptimalkan pengaturan plugin, membatasi file yang di-cache, menggunakan fitur “Exclude”, dan mengatur waktu kadaluwarsa cache dengan bijak, Anda dapat mengurangi ukuran cache yang tidak relevan dan meningkatkan kecepatan serta pengalaman pengguna. Tetaplah memantau kinerja situs web Anda dan lakukan penyesuaian jika diperlukan untuk menjaga situs web Anda selalu optimal.